Laman

Total Tayangan Halaman

Jumat, 28 Oktober 2011

Mulut Kita Bicara



Penulis: Levin NY.

Bila dapat memilih antara bicara dan tidak, saat ini aku ingin berkata dengan kalimat duka bahwa aku tidak ingin terucap kata dari mulut ternoda. Kesedihan ini bermula dari ucapan dalam emosi jiwa keluar bersama akal pikiran yang meronta. “Aku ingin bisu!” meronta dalam penyesalan kala pertikaian diucapkan dari mulut berbisa dengan lawanku bicara. Yah! Mulut awal keluarnya suara dari emosi jiwa. Sehingga untuk aku terjaga dari ucapan penyesalan berikutnya, aku selalu mengingat pepatah lama berkata: “Mulutmu harimau mu!”. “Jagalah bicaramu, karena akan menjadi karakter pendukung perjalanan hidupmu”. Menyadari dengan sungguh hati bahwa: “diam adalah emas, berpikir dahulu sebelum bicara”.  Mulut mengeluarkan suara, merdu atau sumbang tergantung kita yang mengembang, tergantung kita memupuk bersama doa dan berpikir sebelum bicara.
Pernahkah mengalami kehilangan suara kala terlalu napsu konsumsi makanan dan minuman yang tidak mendukung stamina? mulut tidak mampu terbuka lebar dan suara menjadi parau. Tubuh menjadi tak berselera dalam menjalani aktivitas kerja. Rongga mulut meronta, mulut minta dirawat dan dijaga. Konsumsi asupan menjadi bekal stamina dari mulut yang terdapat indera pengecap dan suara. Bila makanan yang dikonsumsi terlalu tergesa pun, tubuh meronta. Akal semakin bicara mulut adalah satu diantara  yang utama sebagai penunjang hidup manusia. Bagaimana jadinya bila mulut sebagai indera pengecap tak mampu untuk diperintah melumat atau penghisap asupan, yang ada selang-selang rumah sakit yang menjadi teman dalam penunjang tubuh manusia.
Mulut-mulut mungil mengeluarkan suara rayu dan canda kala buah hati mengharapkan belas kasih dari bunda ataupun siapa saja, mereka akan beruasaha dengan berbagai cara agar keinginannya terkabul. Menangis, mengeluarkan canda ataupun marah. Mulut-mulut kecil itu bersuara lantang kepada siapa saja, tak perlu berpikir bahwa itu adalah serangan karena mulut kecil tak pernah memerintah untuk berkuasa tidak seperti orang dewasa yang berpikir dengan mulut adalah sumber penghasilan dalam negosiasi dan upaya. Penghasil suara keteduhan dan kelapangan, kala bunda menyanyikan dan berdoa untuk kasih tercinta.
"Audisi Mini AMB Cermin Diri"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menghilangkan jejak kebaikan untuk komentar apapun sangat saya hargai.. salam