Penulis: Levin NY.
Bila
dapat memilih antara bicara dan tidak, saat ini aku ingin berkata dengan
kalimat duka bahwa aku tidak ingin terucap kata dari mulut ternoda. Kesedihan
ini bermula dari ucapan dalam emosi jiwa keluar bersama akal pikiran yang
meronta. “Aku ingin bisu!” meronta dalam penyesalan kala pertikaian diucapkan
dari mulut berbisa dengan lawanku bicara. Yah! Mulut awal keluarnya suara dari
emosi jiwa. Sehingga untuk aku terjaga dari ucapan penyesalan berikutnya, aku
selalu mengingat pepatah lama berkata: “Mulutmu harimau mu!”. “Jagalah
bicaramu, karena akan menjadi karakter pendukung perjalanan hidupmu”. Menyadari
dengan sungguh hati bahwa: “diam adalah emas, berpikir dahulu sebelum
bicara”. Mulut mengeluarkan suara, merdu
atau sumbang tergantung kita yang mengembang, tergantung kita memupuk bersama
doa dan berpikir sebelum bicara.
Pernahkah
mengalami kehilangan suara kala terlalu napsu konsumsi makanan dan minuman yang
tidak mendukung stamina? mulut tidak mampu terbuka lebar dan suara menjadi
parau. Tubuh menjadi tak berselera dalam menjalani aktivitas kerja. Rongga mulut
meronta, mulut minta dirawat dan dijaga. Konsumsi asupan menjadi bekal stamina
dari mulut yang terdapat indera pengecap dan suara. Bila makanan yang dikonsumsi
terlalu tergesa pun, tubuh meronta. Akal semakin bicara mulut adalah satu
diantara yang utama sebagai penunjang
hidup manusia. Bagaimana jadinya bila mulut sebagai indera pengecap tak mampu
untuk diperintah melumat atau penghisap asupan, yang ada selang-selang rumah
sakit yang menjadi teman dalam penunjang tubuh manusia.
Mulut-mulut
mungil mengeluarkan suara rayu dan canda kala buah hati mengharapkan belas
kasih dari bunda ataupun siapa saja, mereka akan beruasaha dengan berbagai cara
agar keinginannya terkabul. Menangis, mengeluarkan canda ataupun marah. Mulut-mulut
kecil itu bersuara lantang kepada siapa saja, tak perlu berpikir bahwa itu
adalah serangan karena mulut kecil tak pernah memerintah untuk berkuasa tidak
seperti orang dewasa yang berpikir dengan mulut adalah sumber penghasilan dalam
negosiasi dan upaya. Penghasil suara keteduhan dan kelapangan, kala bunda
menyanyikan dan berdoa untuk kasih tercinta.
"Audisi Mini AMB Cermin Diri"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menghilangkan jejak kebaikan untuk komentar apapun sangat saya hargai.. salam