Merangkai Permata
Oleh: Levina Nyt
Dikaki bukit nan terjal
Kulihat ibu pertiwi merenungi diri
Akan buah hati yang dirudung pilu
Pilu, mengharapkan kasih dan belaian
Mengharapkan keindahan akan masa depan
Mata angin yang berbeda, kulihat lagi seorang ibu
Ibu, mengais rejeki diantara timbunan emas dan permata
Diantara kerumunan lalat dan kecoa
Diantara pemilik sisa dan penyakit siaga
Ibu, hadirmu bersama dia… dia gadis cilik bermata cahaya
Kenapa turut kau bawa? Kenapa tidak bersama kakak atau ayah
Hati berkata: “Maafkan ibu sayang, Ibu tak bermaksud menggadaikanmu dengan iba
Ibu hanya mengajakmu tamasya, bersama kita berbekal doa”
Doa, yang kau semaikan dalam jiwa
Jiwa yang merana karena luka
Tapi, kau yakin akan masa
Kehidupan yang akan membawa cita dan rasa
Kebebasan berusaha serta kemampuan dan cahaya dalam doa
Menghantar keabadian dalam bahagia
Kerutan Ibu
Oleh: Levina Nyt
Kecewaku Luluh
Kalaku menjadi Ibu
Meski, dahulu ada sayatan berbekas luka
Masih tersimpan didada
Dahulu, luka aku anggap derita darimu
Darimu, yang membawaku dalam derita
Derita hati yang kecewa
Tapi, bilaku lihat Ibu
Kerutanmu adalah liku-liku
Ada derita dan bahagia
Ada cerita disetiap langkah
Disemai bersama Bapak, Bapak yang tidak selalu menjadi "Bapak"
Setengah Bapak ada padamu, Ibu!
Ibu, kau jalani hidup kita dengan caramu
Meski kecewa, kau atur skenario cerita lalu
Bagiku, kerutanmu adalah gambaran deritamu
Meski kau tutupi, tapi itulah goresan tintamu
Sayangku selalu untukmu Ibu.
Jakarta, 10 Mei 2011
Kecewaku Luluh
Kalaku menjadi Ibu
Meski, dahulu ada sayatan berbekas luka
Masih tersimpan didada
Dahulu, luka aku anggap derita darimu
Darimu, yang membawaku dalam derita
Derita hati yang kecewa
Tapi, bilaku lihat Ibu
Kerutanmu adalah liku-liku
Ada derita dan bahagia
Ada cerita disetiap langkah
Disemai bersama Bapak, Bapak yang tidak selalu menjadi "Bapak"
Setengah Bapak ada padamu, Ibu!
Ibu, kau jalani hidup kita dengan caramu
Meski kecewa, kau atur skenario cerita lalu
Bagiku, kerutanmu adalah gambaran deritamu
Meski kau tutupi, tapi itulah goresan tintamu
Sayangku selalu untukmu Ibu.
Jakarta, 10 Mei 2011
Di ikutsertakan dalam lomba Cinta Kasih Ibu 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menghilangkan jejak kebaikan untuk komentar apapun sangat saya hargai.. salam