Laman

Total Tayangan Halaman

Jumat, 13 Mei 2011

Ada bukan Tiada



Sering kali aku membaca tulisan dari kanak-kanak hingga meranjak dewasa dalam usia, buku-buku membawaku dalam renungan seperti halnya novel, cerpen, cerbung hingga buku pengetahuan membawa berada dalam rangkaian kisah cerita ataupun informasi yang disampaikan. Terbesit pertanyaan dalam benak yang selalu mengelitik jiwa “Kapan eksistensiku akan dikenal dan dibaca orang” ada kalimat tanya datang tiba-tiba, terpikir begitu hebatnya mereka dapat menuangkan dalam bahasa tulisan. Awal mula goresan pena tertuang dalam buku harian dengan luapan perasaan dan melodi jiwa yang pada akhirnya selalu berantakan olehku karena ada sobekan-sobekan setelah habis dicatat kalimat-kalimat kesedihan, kesenangan dan kisah kehidupan. Disebabkan ada keraguan kubagikan kepada yang lain oleh kejahilan pembaca yang akan mengejekku hingga dalam keterpurukan. Aku takut rahasia terungkap dalam kalimat akan menjadi bahan olokan atau kekesalan bagi yang tersangkut dalam tulisan, dan kurenungkan dalam benak hingga terpuruk dan tersimpan rapat dalam pikiran.

Pergaulan dan dunia pekerjaan menuntutku untuk maju dalam pembenahan nilai-nilai pendidikan yang meski kukejar dalam kurikulum dan bangku perkuliahan, sehingga kuterdorong untuk lebih memfokuskan dalam pendidikan perkuliahan dibarengi kehidupan pribadi adanya kisah hingga meranjak tali pernikahan. Disini aku berpikir banyak kisah yang aku semaikan dan ingin kusampaikan dalam goresan pena, tetapi butuh waktu dan ruang yang meski kudapatkan.

Eksistensiku masih kupertanyakan, meski aku bergelut dalam hubungan organisasi sosial, tetapi aku masih belum memiliki pegangan dan bagian apa yang meski kuperjuangkan, hanya sifat sosial yang meski kuarahkan dan berbagi dengan keikhlasan. Tempatku berpijak masih butuh ruang dalam kesendirian, aku masih agak sesak bernafas meski dalam hubungan keluarga dan sosial. Bukan perjalanan yang aku disesalkan, tapi inilah proses yang meski kuperjuangan, bekerja rumah tangga dan bersosial.

Ada harapan untuk hidup lebih bermanfaat dan membawa kenangan, bukan hanya dikenang atas keberadaan dan kemampuan serta apa yang didapat dan dijalankan. Tetapi aku ingin memiliki kenangan nyata, yang dapat menceritakan dalam kalimat-kalimat cahaya tentang kehidupan yang dipenuhi warna. Yaa … warna yang selama ini kutelah lewati bersama-sama, dan dasar ilmu meski jauh dari kata kesempurnaan, tapi buatku tidak ada salahnya berbagi dan dikenang atas ada bukan tiada, dan kehidupan social membuatku kaya akan kisah kehidupan.

Kembali terpanggil untuk merintis kerja, dari keberadaan dengan pengalaman serta pengetahuan, tetapi dunia terus berjalan pikiran dan motivasi pekerja berbeda-beda, aku  masih sama seperti aku telah merintis 6 tahun silam. Ya, pengalaman kerja untukku sebagian telah diabaikan, tetapi bagaimana dengan pikiran yang dipenuhi akar, dahan, dan cabang-cabang pengetahuan dan pengalaman?! Aku merasa terpanggil bersama kumpulan-kumpulan penulis yang telah lebih dahulu menunjukan eksistensinya, meski hanya seorang ibu rumah tangga atau pelajar SD ataupun seseorang yang telah memiliki pengalaman, mereka sama, sama-sama menulis dengan hati dan kemampuan masing-masing yang ada dikepala dan pikiran. Karena berguru dari pengalaman dan pengetahuan, penulis tidak membedakan starta mereka punya ruang dan kini aku terseret didalamnya, terseretku tidak terluka justru aku menjadi kuat dan terpulihkan.

Aku menjadi ada, ada dalam tulisan yang ku utarakan dengan pena yang berkobar dan menari di atas kertas atau monitor. Menulis adalah pemulihan menjadikan aku menjadi diriku yang dipenuhi dengan gairah berbagi asa menjadi rasa, duka menjadi cita.

Aku berpikir inilah saatnya tempatku berbijak menjadi obor penerangku untuk menyongsong masa depan bersama tulisan yang aku uraikan dalam kisah maupun pengetahuan. Menulis membuat aku layak dan berguna dan menjadikan keberadaanku menjadi nyata hingga suami, anak mengenalku dengan suka cita. Yaa, meski baru terpanggilku saat ini tetapi semoga keberadaanku bisa menjadi kaca yang bersinar karena hidupku juga butuh kaca dari sinaran buku yang membawa pengetahuan dan kisah kehidupan. Mari berbagi pengalaman dan pengetahuan, dengan tulisan menjadi nyata dan dapat dikenang.

Oleh: Levina Nyt

Di ikutsertakan "Mengapa Saya Menulis" bersama Aina Al - Azmi"

Biodata:

Nama: Levina Novi Yanti, kelahiran Jakarta, 26 Oktober 1977. Domisili saat ini di Jatibening, Jl. Cemerlang Rt. 06/02 No. 104-Bekasi. Pendidikan terakhir lulusan Universitas STIAMI Sarjana Sosial (Ssos). Bersyukur selain ibu rumah tangga yang dikaruniai 2 putri dan 1 putra, saya juga bekerja di Law Firm WINTAMA & Co. Baru 2 bulan belakang ini saya beranikan diri mengembangkan minat menulis juga menulis puisi. Pernah juara lomba membaca puisi tingkat organisasi YISC Al Azhar-Jakarta. Terpilih dalam 137 puisi bersama Syaque ya Syaque dan Naskah Antologi 30 Ibu – Cobek Digital Emak (akan terbit) oleh Moms, Teen Kid Writer (Women Writer),  Email: leviyanti@yahoo.com. Blog: http://levilani7.blogspot.com/
Hp          :               0812 8108595
Account FB:        Levina Nyt Siwalette

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menghilangkan jejak kebaikan untuk komentar apapun sangat saya hargai.. salam