Laman

Total Tayangan Halaman

Selasa, 10 Mei 2011

Disiplin & Sakura

Disiplin

Siang dipenuhi kecerahan di kota Jakarta seketika berubah  haru sendu kala berita international tiba diberbagai stasiun tv termasuk tv nasional, aku menyaksikan pada tv cable bersama kawan kerja. Jepang berduka, dengan beriring simpati dalam qolbu ada doa teselip didalam rintihan duka. Perbedaan bangsa dan negara tidak menghalangi keseriusan kami kala kumpul dikantor untuk menyimak berita. Langsung kemudian tanpa berpikir panjang  aku telepon suami: “Pah, di Jepang gempa bagaimana dengan teman disana apa sudah komunikasi via email”. Sahutnya: “Iya, sudah. saya sangat berduka buat Jepang dan Yamamoto berserta keluarga juga teman-teman komunitas Indonesia dan Jepang”.
 Bersyukur bagi suamiku ketika lulus STM dalam penantian di iringi kesabaran dan doa dia terpilih oleh Depertmen Tenaga Kerja Indonesia  untuk dikirim berkerja di Jepang selama 3 tahun. Meski rasa kangen teramat dalam kepada sanak keluarga dan kampung halaman, tetapi dengan Jepang dan segala fasilitas yang ada membuat dia dapat beradaptasi dengan baik. Jepang membawanya dalam disiplin bekerja maupun segala urusannya. Kebaikan Jepang membawa dia tetap gigih untuk belajar sampai saat ini, tidak lupa dengan kegiatan yang di ikutinya tak sia-sia menghantarkan terlatih berbicara dan menulis berbahasa Jepang, keahlian membawa dia dalam menunjang kinerja perusahaan hingga kini.




Sakura
            Aku seperti berjalan diantara bunga sakura, damai pikiran dibawa bersama rangkaian dan keindahan warnanya. Sakura bagiku dalam lambang kedamaian, kala musim datang disetiap sudut kota maupun pelosok desa terlihat sakura yang begitu indah. Meski hanya kulihat dari berbagai lembar photo yang dibawa sebagai satu diantara oleh-oleh suamiku, bagiku sakura telah menghias ikatan kasih kami. pernah terucap dari dia: “Sakura, menghias diwajahmu. Meski musim itu datang dalam waktu tertentu, tetapi bila kulihat keindahanmu, kamulah sakura yang melekat tumbuh selalu dalam hatiku”. Indahnya kalimat demi kalimat yang disampaikan padaku.
            Ketertarikan dengan bunga sakura dibawanya meski berupa bunga layu bersama photo-photo menghias di mejaku. Jepang baginya adalah perubahan terbesar dalam hidupnya. Kemajuannya membawanya dalam berpikir positif dan selalu disiplin dalam perubahan. Pernah ketika kami melewati tol dalam kota, terlihat indah pohon seperti bunga sakura, dengan semangatnya suamiku langsung bicara: “itu seperti bunga sakura, suatu saat aku berharap kamu dapat melihat langsung di tempat asalnya”. Meski hanya sebuah kalimat harapan tetapi bagiku ada kemauan dia untuk mengajakku turut serta adalah suatu kebahagian terlihat dari binaran wajahnya.

Jakarta, 09 Mei 2011

* Alhamdulillah, terpilih menjadi 125 Naskah yang dibukukan dalam FF Kado untuk Jepang




Biodata:
Nama pena: Levina Nyt, nama lengkap: Levina Novi Yanti. Kelahiran 26 Oktober 1977 pendidikan terakhir lulusan Sarjana Sosial (Ssos) jurusan Administrasi Niaga dari Universitas STIAMI-Jakarta. Menikah dengan memiliki 2 putri dan 1 putri, dan bekerja pada Law Firm Wintama & Co. memiliki ketertarikan dalam menulis serta menulis puisi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menghilangkan jejak kebaikan untuk komentar apapun sangat saya hargai.. salam